PUISI
Penganten Pesisir
Penganten Pesisir
Mardi Luhung
Aku datang dalam seragam penganten pesisir
seperti arak-arakan masa silam
jidor, kenong, terbang, lampu karbit menggiring
di depan para pesilat bertopeng monyet
celeng, macan, dan juga kancil berjumpalitan
mercon sreng sesekali mewarnai langit
aku datang dalam muasal bercinta
seperti dulu ketika kita sama-sama punya pagi
sama-sama mengumpulkan telur-telur sembilang
lalu dikeringkan kemudian digoreng
ketika senja menyelinap di jajaran
macapat-macapatmu yang kini tinggal bisik
dan tahukah kau yang paling aku benci?
adalah ketika kita sama-sama ke sekolah
dan sama-sama disebut : “Orang Laut”
orang yang dianggap kosro
kurang adat dan keringatnya pun seamis
lendir kakap yang sebenarnya sangat mereka sukai
aku datang dalam itikad berumah tangga
melengkungkan janur, membikin primbon bahagia
dan mengharapkan lahirnya bocah-bocah pantaimu
tapi, seperti juga mercusuar yang kini tinggal letak
dan para nelayan kehilangan jaring dan perahu
adakah masih sempat kita lakukan persetubuhan ombak
sementara itu, kertas-kertas kwitansi
telah mengubah sperma-sperma kita menjadi
lumut-lumut yang entah siapa panggilannya….
Gresik, 1993
Komentar
Posting Komentar