PUISI 1
bisakah aku menulis
puisi dari bilik kamar sempit
bolehkah aku menulis
puisi
di ruang tidur
bersprei
pantaskah aku menulis
puisi di dalam kamar berkelambu
tanpa nyamuk nyamuk
kekar penghisap
beranikah kutulis
bait puisi dengan bayang bayang tipuan
bahasa penipu pada
keadaan
puisi kesengsaraan
anak kecil pada laparnya
sedang aku melahap
rakus daging utuh rusa gurun
dengan kantuk yang
mencekam
pada bait puisi
ketidakadilan
meluncur tajam
menghujat borjuis bermata api
yang melahap biji
biji beras dari piring kosong
dan tangis kaum kere
maupun biji-biji
mereka
yang bergelantungan
di depan kaum wanita
sedang aku menulis
dari balik dinding mahkota
dengan tangis dan
kesengsaraan palsu
jika nyamuk tak
menghinggapi
kulitku
saja tidak
bagaimana bisa
kutulis burik burik luka
dan ulat ulat yang
tumbuh subur pada tangan dan kaki
aku tak layak menulis
puisi
baitku adalah tertawa
dan kesenangan
senandungku
bualan dan tipuan
semesta menghujatku
Surabaya , 01 Januari
2016 19.22
UNTUKMU (Puisi 2)
kepada puisi yang
pernah kutulis
baik pada lembar daun
jati
juga pada kertas
kertas teknologi masa kini
jangan kau tunjukkan
sesal merah padam wajahmu
padaku yang menulis
bait kosong
tanpa makna sama
sekali
teruntuk puisi yang
sedang kutulis
bicaralah
bila perlu hentikan
aku
di tengah tulisanku
karena tulisanku
hanya iklan televisi
yang hanya indah
diucapkan
suatu saat kau akan
menyesal seperti
bait puisi yang
pernah kutulis
ayo
bicaralah
bergeraklah
hanya diam mengikutiku
dengan romantis palsu
dan juga pula pada
kata kata puisi selanjutnya
belum kutulis kalian
pada lembaran kumal
pergilah kalian
supaya lebih baik
agar kalian tak
kutulis seperti temanmu yang lain
pindahlah pada orang
lain
yang lebih
bertanggung jawab
serta
mempertanggungjawabkan
menjauhlah semua
aku tak mau
bertanggung jawab
aku cuma membual
bukan
menulis
Surabaya, Januari
2016
sumber gambar: https://tutorialcoding.wordpress.com/2016/03/15/membuat-angka-acak-di-php/
Komentar
Posting Komentar